CO.CC:Free Domain
Web Hosting

Thursday, October 22, 2009

न्यू Logo





Selengkapnya...

Tuesday, October 13, 2009

New Look at Super Enthok





Selengkapnya...

Saturday, July 4, 2009

Wednesday, May 20, 2009

Kiat Penjual Nasi Tahu yang Luar Biasa

Sudah jalan hampir empat bulan tapi bisnis masih segini-gini aja, nggak maju-maju. Gimana nih? Saya jadi ingat guru saya, Pak Kasto penjual nasi tahu. Warung nasi tahu pak Kasto ini laris sekali. Dari warung ini beliau bisa bangun rumah dan naik haji sekeluarga. Huebat nggak?. Saya memang langganan nasi tahu pak Kasto, tahunya kering, telur asin-nya 'masir', porsinya cukup dan yang paling penting 'bawang'nya pas, tidak terlalu banyak. Akan ketahuan kalau orang bicara, bila bau 'bawang' berarti habis makan nasi tahu, karena 'bawang'nya tidak pas alias kebanyakan.

Sabtu, 16 Mei 2009, jam 19.45 saya sudah ada di warung pak Kasto, makan nasi tahu sambil ngobrol sana-sini. Dari obrolan dengan pak Kasto ini saya dapat banyak pembelajaran mengenai bisnis warungan. Beliau bilang kalau mau buka bisnis warungan harus sabar karena bisnis ini tidak langsung jadi. Butuh waktu minimal tiga bulan bahkan sampai satu tahun, jadi memang benar-benar harus sabar. Beliau membaginya dengan tiga tingkatan. Kalau warung kita bisa bertahan tiga bulan, pasti bisa bertahan juga untuk tiga bulan kedepan. Bertahan dalam arti kita cukup dana untuk menopang jalannya bisnis ini. Kalau kita bisa bertahan selama enam bulan, ada kemungkinan kita bisa bertahan sampai enam bulan kedepan. Dalam satu tahun perjalanan bisnis ini kita harus selalu me-review segala kendala dan kekurangan yang ada. Dan kalau sudah satu tahun bisnis kita ternyata gitu-gitu aja baru kita lihat, bisnis ini cocok buat kita atau tidak. Di titik inilah kita putuskan untuk berhenti atau terus dilanjutkan.

Menurut beliau, yang paling penting adalah bagaimana pelanggan bisa tahu dengan cepat lokasi kita berjualan. Kalau lokasi kita bagus pelanggan akan cepat datang, tapi kalau lokasi kurang bagus ini yang butuh waktu. Permasalahan lokasi ini bisa diatasi dengan iklan di media atau selebaran tapi yang paling efektif adalah iklan dari mulut ke mulut. Kalau kita ada kesempatan ketemu orang, ceritakan saja kalau kita punya warung, jangan malu-malu, ajak mereka jajan di warung kita. Kalau yakin warung kita bagus, enak, nyaman, pasti mereka akan cerita juga ke orang lain dan tidak ragu untuk merekomendasikan warung kita.

Beliau menambahkan, kita harus melihat perjalanan bisnis kita secara cermat, baik secara harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Secara harian bisa dilihat mana jam sepi dan mana jam ramai. Ini sangat berpengaruh dengan efektifitas produksi dan tenaga kerja. Warung Nasi Tahu pak Kasto ini buka siang jam 10.00 tutup jam 02.00 kemudian buka lagi jam 16.30 sampai tutup jam 21.00. 'Antara jam 14.00 sampai 16.30 sepi, karena orang pada tidur atau masih bekerja' ujar pak Kasto. 'Kita juga perlu istirahat' imbuhnya. Ada juga warung yang tetap buka pada jam sepi semata-mata hanya untuk meningkatkan service pada pelanggan, semuanya tergantung strategi kita.

Tidak semua hari ramai pengunjung, walaupun hal ini sebenarnya sukar diprediksi. 'Hari libur atau minggu ramai pengunjung, tapi kalau hari Selasa warung saya sepi' komentar pak Kasto. Semua tergantung dari konsep warung kita, kalau untuk melayani makan siang pegawai kantoran, tentu saja buka Senin sampai Jum'at karena Sabtu Minggu pasti mereka libur, kalau untuk umum mungkin lebih baik buka tiap hari.

Ada tanggal tua ada tanggal muda, buat para pegawai hal ini sudah tidak asing lagi. Ada baiknya waktu libur warung kita diadakan tiap akhir bulan.

Mencermati secara tahunan bisa kita lihat kapan bulan puasa, liburan anak sekolah, liburan akhir tahun dan sebagainya. Buat para pedagang makanan, momen-momen tersebut harus diantisipasi jauh-jauh hari. Banyak warung yang pilih libur pada hari raya Idul Adha karena hampir semua orang menikmati daging kurban di rumah masing-masing jadi warung pasti sepi.

Sederhana tapi tepat sasaran. Masih banyak sebenarnya yang ingin saya tahu dari pak Kasto mengenai bisnis warungan ini, tapi rasanya nggak enak kalau cuma jajan sepiring nasi tahu tambah telor asin, es teh dan krupuk dua bungkus tapi duduknya jam-jam-an karena kebanyakan ngobrol. Lain waktu lagi tak jajan lagi pak Kasto, Tengkyu.
Selengkapnya...

Monday, May 18, 2009

Ternak Enthok

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, kami belanja di pasar rakyat dimana banyak dijual unggas jenis Enthok ini. Tiap hari tersedia, hanya saja ada beberapa kendala terutama masalah harga dan besaran dari masing-masing enthok.

Pada hari-hari libur atau minggu, harga per ekor enthok bisa naik sampai 20%, bahkan kalau libur panjang seperti libur Pemilu Legislatif kemarin kenaikan bisa sampai 50%.

Kami memiliki berat standar untuk daging enthok yang akan kami jual, antara 2 - 2,5 kg per ekornya dengan umur 6 - 8 bulan. Kami terapkan standar pembelian bahan baku ini untuk menjaga kualitas baik dari besaran atau volume dan ke-empukan daging. Rata-rata satu ekor entok dipotong menjadi 16 bagian yaitu 2 potong paha kanan kiri, 2 potong sayap kanan kiri, 9 potong bagian badan ( badan kami potong membujur menjadi 3 bagian, masing masing bagian dipotong lagi menjadi 3), 1 potong bagian leher, 1 potong kepala (banyak dari pelanggan kami menyukai bagian ini karena ukurannya yang besar dan berdaging) dan 1 bagian ati ampela (dibandingkan dengan ayam atau bebek, ati ampela enthok jauh lebih besar).

Untuk meminimalisir kendala tersebut, kami mencoba untuk berternak enthok sendiri. Kita membeli Day Old Duck (DOD, usia sekitar satu minggu) di pasaran kemudian kita besarkan hingga umur 6-8 bulan. Memang sedikit repot, tapi untuk kedepan mungkin akan lebih baik dengan lancarnya supplai bahan baku dan harga yang standard. Usaha berternak sendiri hanya meng cover 20% dari kebutuhan bahan baku kami, jadi belanja di pasar tradisional masih tetap kami lakukan.


Selengkapnya...

Thursday, April 23, 2009

Muscovy Duck

Inilah bahan utama di Super Enthok. Enthok adalah sejenis burung atau unggas yang termasuk keluarga bebek, banyak dipelihara di lingkungan perumahan di desa maupun di kota.
Istilah enthok berasal dari bahasa Jawa; di tempat lain mungkin disebut dengan salah satu atau beberapa nama berikut: enthok atau entog di Jawa Barat, basur didaerah Banyumas, itik manila, atau bebek manila dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris disebut Muscovy Duck atau Barbary Duck.

Di Indonesia unggas ini adalah sepenuhnya hewan peliharaan, yang diternakkan terutama untuk dagingnya. Asal-usul mentok peliharaan adalah dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, di mana populasi burung ini hidup alami dan liar di rawa-rawa berhutan dan wilayah berpaya di sekitar danau dan sungai; termasuk di hilir lembah Sungai Rio Grande di Texas. Populasi lepasan yang meliar (feral) juga dijumpai di Florida bagian selatan. Detail mengenai enthok ini bisa dilihat disini.

Selengkapnya...

Monday, April 13, 2009

Penggemar Super Enthok

Mereka adalah Pak Kardi, Pak Bambang, Pak Dodo dan Pak Agus Slamet, penggemar masakan daging enthok.Mereka berempat ini warga perumahan Pankis Griya, Kudus. Pada akhir minggu mereka aktif melakukan olah raga renang di kolam renang hotel Gripta Kudus. Setelah berenang mereka selalu mampir di Super Enthok untuk menikmati Sweeke Enthok kegemaran mereka. Memang Sweeke Enthok berasa cocok dimakan setelah melakukan aktivitas olah raga ini, badan terasa hangat dan segar. Pokoke Mak Nyuss... begitu komentar mereka.


Selengkapnya...

Wednesday, April 8, 2009

Paket Murmer


Dengan Rp. 6000,- sudah bisa makan kenyang dengan tambahan teh atau es teh.Dari menu yang ada sebelumnya paling tidak harus mengeluarkan uang Rp. 12000,- untuk bisa menikmati sajian Sweeke Enthok lengkap dengan Nasi dan Es teh nya. Kini dengan bayar separuhnya sudah bisa tahu nikmatnya makan Sweeke Enthok. Konsepnya seperti penyajian soto Kudus, dengan harapan bisa jual lebih murah dan terjangkau. Kadang ada sepasang pembeli, mereka pesan satu mangkok sweeke dengan dua nasi putih, karena memang satu mangkok sweeke ini lumayan banyak dan cukup dimakan dua orang atau lebih.


Selengkapnya...

Friday, March 6, 2009

Bikin Selebaran

Kita coba mengenalkan Super Enthok pada publik. Sasarannya sebar selebaran lewat koran lokal. Kita bikin selebaran sebanyak 600 lembar ukuran sepertiga folio. Cukup foto kopian, murah meriah biaya foto kopi Rp. 35 per selebaran. Selanjutnya kita bawa selebaran tersebut ke DIPENDA untuk di perforasi/ dimintakan ijin untuk sebar selebaran. Kelihatan selebaran dengan bolong-bolong terbaca Dati II Kudus. Biayanya Rp. 15rb untuk 100 lembar pertama dan 100 selanjutnya Rp. 7500. Nggak sampai satu jam selesai. Terus kita bawa ke agen koran terdekat. Omset agen koran terdekat 200 eksemplar per-hari, korannya Kompas, Suara Merdeka dan Jawa Pos. Biaya per lembarnya Rp. 50, dengan 600 lembar saya bayar Rp. 30rb untuk tiga hari berturut-turut hari Jum'at, Sabtu dan Minggu. Dengan biaya seratus ribuan, Super Enthok bisa diketahui banyak orang.


Selengkapnya...

Sunday, February 15, 2009

Soft Opening Super Enthok



Tampilan Super Enthok di Kudus.

Tanggal 14 Pebruari 2009, hari yang sangat bersejarah. Pada tanggal dan tahun yang bersamaan dengan hari Kasih Sayang itu telah berdiri sebuah warung makan yang menyajikan menu makanan serba enthok, namanya SUPER ENTHOK. Buka pertama laris manis, maklum ngundang beberapa teman untuk kasih komentar. Konsekwensinya kita kasih mereka gratisan, mereka kasih masukan. Terima kasih semua yang telah datang dan terima kasih banyak untuk semua ide dan kritiknya.

Selengkapnya...

Hanya Rp. 8000,-


Bingung mutusin harga jualnya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Kadang kita takut jualan kita kemahalan apa malah kemurahan. Beberapa hari sebelum soft opening kita cek beberapa kompetitor. Tentu saja kita harus makan diwarung mereka, malu dong kalau masuk cuma buat nge cek harga. Sekalian kita membandingkan rasanya dengan produk kita, bagaimana service nya, kenyamanan tempatnya sampai menghitung jumlah karyawannya. Pusing juga sih.

Selengkapnya...

Friday, February 13, 2009

Rica-Rica Enthok

Kalau mau pedas tinggal tambahin aja cabe-nya. Sehabis makan dijamin keringat akan bercucuran.

Bahan :
* 1 ekor Enthok dipotong 14 bagian
* 2 batang sere di memarkan
* 6 buah bawang merah dirajang
* 1 lembar daun pandan
* 5 lembar daun jeruk
* 50 ml minyak goreng
* 150 ml air
* 1 buah jeruk nipis

Bumbu yang dihaluskan agak kasar:
* 12 buah cabe merah
* 10 buah cabe rawit merah
* 7 siung bawang putih
* 4 cm jahe

Cara Membuat:
- Lumuri daging Enthok dengan air jeruk nipis, diamkan selama 20 menit
- Tumis bawang merah, sere dan daun pandan hingga bawang kecoklatan. Masukkan bumbu yang dihaluskan dan daun jeruk, aduk hingga harum.
- Kemudian masukkan daging Enthok, aduk hingga Daging Enthok berubah warnanya, tambahkan air, kecilkan api dan tutup.
- Diungkep hingga airnya agak mengering sambil sekali-sekali diaduk-aduk kemudian angkat.
- Tambahkan sedikit air jeruk nipis, aduk hingga rata.


Selengkapnya...

Sunday, February 8, 2009

Asem-asem Enthok

Pada prinsipnya seperti masak asem-asem lainnya, hanya saja bahan dasarnya pakai daging Enthok. Rasanya dijamin mak nyus....

Bahan:

Daging Enthok, banyaknya dikira2 sendiri, satu ekor enthok ukuran sedang bisa dipotong menjadi 12 potong, rebus sampai empuk.

Bawang merah 8 butir

Bawang putih 4 siung

Belimbing wuluh (Bisa diganti dengan perasan air jeruk nipis)

Air asem

Gula Merah

Kecap manis

Garem

Laos

Daun salam

Cabe merah buang bijinya iris memanjang

Cabe Hijau buang bijinya iris memanjang

Cabe rawit utuh (tambahan bagi yang suka pedas)

Daging direbus sampai empuk. Tumis irisan bawang putih dan bawang merah. Setelah harum masukkan ke dalam rebusan daging. Masukkan laos dan daun salam. Bumbui dengan garam, air asem, kecap, gula merah, air jeruk nipis, hingga tercipta rasa asin asam manis segar yang diinginkan. Masukkan irisan cabe hingga layu. Terakhir masukkan irisan tomat, aduk2 hingga layu.

Daging enthok banyak mengandung minyak, untuk menguranginya ambil air rebusan bagian atas, ganti dengan air yang baru.

Selengkapnya...