CO.CC:Free Domain
Web Hosting

Wednesday, May 20, 2009

Kiat Penjual Nasi Tahu yang Luar Biasa

Sudah jalan hampir empat bulan tapi bisnis masih segini-gini aja, nggak maju-maju. Gimana nih? Saya jadi ingat guru saya, Pak Kasto penjual nasi tahu. Warung nasi tahu pak Kasto ini laris sekali. Dari warung ini beliau bisa bangun rumah dan naik haji sekeluarga. Huebat nggak?. Saya memang langganan nasi tahu pak Kasto, tahunya kering, telur asin-nya 'masir', porsinya cukup dan yang paling penting 'bawang'nya pas, tidak terlalu banyak. Akan ketahuan kalau orang bicara, bila bau 'bawang' berarti habis makan nasi tahu, karena 'bawang'nya tidak pas alias kebanyakan.

Sabtu, 16 Mei 2009, jam 19.45 saya sudah ada di warung pak Kasto, makan nasi tahu sambil ngobrol sana-sini. Dari obrolan dengan pak Kasto ini saya dapat banyak pembelajaran mengenai bisnis warungan. Beliau bilang kalau mau buka bisnis warungan harus sabar karena bisnis ini tidak langsung jadi. Butuh waktu minimal tiga bulan bahkan sampai satu tahun, jadi memang benar-benar harus sabar. Beliau membaginya dengan tiga tingkatan. Kalau warung kita bisa bertahan tiga bulan, pasti bisa bertahan juga untuk tiga bulan kedepan. Bertahan dalam arti kita cukup dana untuk menopang jalannya bisnis ini. Kalau kita bisa bertahan selama enam bulan, ada kemungkinan kita bisa bertahan sampai enam bulan kedepan. Dalam satu tahun perjalanan bisnis ini kita harus selalu me-review segala kendala dan kekurangan yang ada. Dan kalau sudah satu tahun bisnis kita ternyata gitu-gitu aja baru kita lihat, bisnis ini cocok buat kita atau tidak. Di titik inilah kita putuskan untuk berhenti atau terus dilanjutkan.

Menurut beliau, yang paling penting adalah bagaimana pelanggan bisa tahu dengan cepat lokasi kita berjualan. Kalau lokasi kita bagus pelanggan akan cepat datang, tapi kalau lokasi kurang bagus ini yang butuh waktu. Permasalahan lokasi ini bisa diatasi dengan iklan di media atau selebaran tapi yang paling efektif adalah iklan dari mulut ke mulut. Kalau kita ada kesempatan ketemu orang, ceritakan saja kalau kita punya warung, jangan malu-malu, ajak mereka jajan di warung kita. Kalau yakin warung kita bagus, enak, nyaman, pasti mereka akan cerita juga ke orang lain dan tidak ragu untuk merekomendasikan warung kita.

Beliau menambahkan, kita harus melihat perjalanan bisnis kita secara cermat, baik secara harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Secara harian bisa dilihat mana jam sepi dan mana jam ramai. Ini sangat berpengaruh dengan efektifitas produksi dan tenaga kerja. Warung Nasi Tahu pak Kasto ini buka siang jam 10.00 tutup jam 02.00 kemudian buka lagi jam 16.30 sampai tutup jam 21.00. 'Antara jam 14.00 sampai 16.30 sepi, karena orang pada tidur atau masih bekerja' ujar pak Kasto. 'Kita juga perlu istirahat' imbuhnya. Ada juga warung yang tetap buka pada jam sepi semata-mata hanya untuk meningkatkan service pada pelanggan, semuanya tergantung strategi kita.

Tidak semua hari ramai pengunjung, walaupun hal ini sebenarnya sukar diprediksi. 'Hari libur atau minggu ramai pengunjung, tapi kalau hari Selasa warung saya sepi' komentar pak Kasto. Semua tergantung dari konsep warung kita, kalau untuk melayani makan siang pegawai kantoran, tentu saja buka Senin sampai Jum'at karena Sabtu Minggu pasti mereka libur, kalau untuk umum mungkin lebih baik buka tiap hari.

Ada tanggal tua ada tanggal muda, buat para pegawai hal ini sudah tidak asing lagi. Ada baiknya waktu libur warung kita diadakan tiap akhir bulan.

Mencermati secara tahunan bisa kita lihat kapan bulan puasa, liburan anak sekolah, liburan akhir tahun dan sebagainya. Buat para pedagang makanan, momen-momen tersebut harus diantisipasi jauh-jauh hari. Banyak warung yang pilih libur pada hari raya Idul Adha karena hampir semua orang menikmati daging kurban di rumah masing-masing jadi warung pasti sepi.

Sederhana tapi tepat sasaran. Masih banyak sebenarnya yang ingin saya tahu dari pak Kasto mengenai bisnis warungan ini, tapi rasanya nggak enak kalau cuma jajan sepiring nasi tahu tambah telor asin, es teh dan krupuk dua bungkus tapi duduknya jam-jam-an karena kebanyakan ngobrol. Lain waktu lagi tak jajan lagi pak Kasto, Tengkyu.

1 comments:

Vincentius said...

kalo ke pak kasto, ngabarin ya.. tak kancani.. he he he